Saturday, June 5, 2010

Yesus Menyelamatkan
Seorang Perempuan Pezinah

Tiga gambar berikut di bawah ini adalah ekspresi-ekspresi artistik modern dari perikop Yohanes 8:1-11 dalam Perjanjian Baru. Bacalah perikop ini dengan cermat. 

Dikisahkan bahwa pada pagi-pagi benar ketika Yesus sedang mengajar rakyat di suatu kawasan Bait Allah di Yerusalem, para ahli Taurat dan orang Farisi datang kepadanya membawa seorang perempuan yang kedapatan berbuat zinah. Mereka menempatkan perempuan itu di tengah-tengah lalu berkata kepada Yesus, “Rabi, perempuan ini tertangkap basah ketika dia sedang berbuat zinah. Musa dalam hukum Taurat memerintahkan kita untuk melempari perempuan-perempuan yang demikian. Apakah pendapatmu tentang hal itu?” 

Dan ketika mereka terus-menerus bertanya kepada-Nya, Diapun bangkit berdiri lalu berkata kepada mereka, “Barangsiapa di antara kamu tidak berdosa, hendaklah dia yang pertama melemparkan batu kepada perempuan itu.” Setelah mereka mendengar perkataan itu, pergilah mereka seorang demi seorang, mulai dari yang tertua. 

Akhirnya tinggallah Yesus seorang diri dengan perempuan itu yang tetap di tempatnya. Lalu Yesus bangkit berdiri dan berkata kepadanya, “Hai perempuan, di manakah mereka? Tidak adakah seorang yang menghukum engkau?” Jawabnya, “Tidak ada, tuan.” Lalu kata Yesus, “Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang.”

Mengingat fakta bahwa bagi semua orang Yahudi pada masa kehidupan Yesus hukum Taurat Musa harus diberlakukan tanpa kompromi, maka kita tidak dapat memastikan apakah peristiwa ini betul-betul terjadi. Tema umum injil-injil Perjanjian Baru bahwa Yesus berada di atas hukum Taurat (Markus 2:27-28) muncul dalam perikop ini.



Pandanglah gambar pertama di atas. Dua orang polisi hendak memeriksa dan menangkap seorang pelacur yang berkeliaran di sebuah kota modern (mungkin New York) pada malam hari. Saya tidak tahu mengapa dua orang polisi ini ingin memeriksa perempuan ini; mungkin dia dicurigai membawa narkotik. 

Mendadak Yesus muncul dengan cahaya kemuliaan menyelubunginya, berdiri di tengah dan berperan sebagai seorang mediator di antara perempuan ini dan polisi-polisi itu. Dua orang polisi ini terkejut atas penampakan diri Yesus yang begitu tiba-tiba. Tetapi malam tetap hening. Dalam imajinasi Anda, apa ucapan yang akan dikeluarkan Yesus pada momen genting ini?



Kemudian lihatlah gambar kedua di atas. Dua belas orang pria sedang mendesak Yesus untuk melakukan sesuatu terhadap seorang pelacur yang berdiri di samping Yesus, memohon pembelaan, perlindungan dan cinta-Nya. Kejadian ini berlangsung di suatu kawasan tertentu Bait Allah. 

Mengapa dua belas pria? Apakah jumlah dua belas ini menyimbolkan dua belas murid Yesus sendiri, sehingga mereka dan Yesus sedang terlibat dalam suatu perbantahan mengenai seorang pelacur: apakah sang pelacur ini harus dihukum, ataukah harus dimaafkan dan dilindungi? Menurut pendapat Anda, apakah kaum pria memiliki otoritas atas tubuh perempuan-perempuan?



Akhirnya, pandanglah gambar ketiga di atas. Enam orang sedang bertikai mengenai nasib seorang perempuan cantik yang telah kedapatan sedang berbuat zinah. Aha, salah seorang dari enam orang ini adalah seorang Superman! Yesus, dengan mengenakan sebuah kaos oblong warna hijau dan sebuah celana blue jean, sedang berupaya menyelamatkan si perempuan ini dengan mengulurkan kedua belah tangan-Nya kepadanya. Perempuan ini memandang kepada Yesus, mengharapkan cinta, pembelaan dan perlindungan-Nya.

Setelah mempertimbangkan ketiga gambar di atas, dengan sebuah perikop dari Injil Yohanes sebagai latarbelakang, apakah Anda berpendapat bahwa seorang lelaki harus berperan sebagai sang pelindung seorang perempuan? Ataukah halnya lebih dekat kepada kebenaran jika seorang perempuan harus dan dapat melindungi dan membela dirinya sendiri ketimbang memohon belas kasihan dan kekuatan seorang pria?

Stay questioning.