Saturday, November 14, 2009

Jesus as Guru

Gambar batik di atas adalah karya Solomon Raj dari India. Dengan berbasis pada tradisi keagamaan Hindu India, dia melukiskan Yesus sebagai seorang guru sejati, Sadguru, yang sedang mengajarkan dan menuangkan hikmat dan kebenaran hakiki seperti ditampakkan oleh tangan kanannya yang terangkat ke atas. Tangan kirinya berada pada suatu posisi simbolis yang menyatakan seorang yang memiliki perhatian dan belarasa besar untuk menghibur orang yang sedang berduka. Dalam lukisan batik ini, Yesus duduk dalam posisi teratai, padma asana, yang menandakan kesucian dan kekudusan dirinya serta keluasan hikmat ilahi yang dimilikinya. Kepalanya dilukiskan bermahkotakan lingkaran kemuliaan ilahi yang selalu menyertainya kemana pun dia pergi. (Lukisan ini diambil dari http://www.somc.org.uk/resources/symbols.htm)

Dalam kepercayaan religius India, seorang Sadguru mengajarkan orang hal-hal terpenting dalam kehidupan yang perlu diketahui dan dihayati para murid. Seorang Sadguru dipercaya memiliki titiksa (toleransi) dan karuna (belarasa), bersahabat dengan semua makhluk hidup, bebas dari segala nafsu serakah, dan pikiran serta kesadarannya senantiasa terpusat pada Krisna, Allah yang Mahakuasa dalam kepercayaan Hindu. Seorang Sadguru bahkan dipercaya merupakan wujud kehadiran Allah dalam rupa manusia, seorang Avatara. Dalam kepercayaan para penyembah Dewa Siwa (Saiva Sidddhanta), Allah sendiri dipercaya datang dalam rupa seorang guru kebenaran pada waktu para murid, setelah melewati suatu periode persiapan pertarakan, sudah siap menerima pengajaran atau dharma yang membawa orang kepada puncak kesatuan dengan sang Brahman. Dengan demikian, tugas terpenting seorang guru adalah mengajarkan orang tentang dharma dan membawa mereka ke dalam kesatuan dengan Allah yang mahakuasa.


Gambar kedua menampilkan Yesus dan seorang perempuan Samaria yang menjadi teman bercakap-cakap Yesus di dekat sumur Yakub, seperti dituturkan dalam Injil Yohanes 4, tetapi ditampilkan dalam konteks kebudayaan Hindu India. Kain jingga yang meliliti sebagian tubuh Yesus, serta seuntai kalung yang dipakainya, menunjukkan dia seorang suci India, seorang guru, bukan lagi seorang Rabbi Yahudi yang belakangan diakui sang perempuan Samaria itu sebagai sang Mesias (Yohanes 4:29). Sebagai sang Avatara, penjelmaan sang Firman, ho logos, Yesus dalam lukisan ini digambarkan sebagai sang guru India yang mengajarkan pengetahuan mengenai Allah dan membawa orang ke dalam kesatuan dengan Allah sendiri, yang dengan-Nya Yesus dalam Injil Yohanes digambarkan terus-menerus berada dalam satu kesatuan. (Lukisan ini diambil dari http://indologica.de/drupal/?q=node/231)

Tampaknya, pemahaman India tentang Yesus sebagai Sadguru lebih dapat ditampilkan jika sang pelukis mencari inspirasi dari Injil Yohanes dan mengontekstualisasikannya dengan kebudayaan India, ketimbang dari Injil-injil Sinoptik yang menggambarkan Yesus sebagai sang guru yang mengajar pengetahuan mengenai Taurat (lihat Lukas 18:18-27; Matius 19:16-26; Lukas 10:25-28).